Zhalimkah Kita?

ZHALIM. Kata ini sangat terkenal sehingga dengan mudah setiap orang mengucapkannya namun kebanyakan dari mereka tidak mengetahui arti sebenarnya. Nah, untuk lebih jelasnya mari kita lihat uraian berikut ini.
Kata zhalim berasal dari bahasa Arab, dengan huruf “dho la ma” (ظ ل م ) yang bermaksud gelap. Di dalam al-Qur’an menggunakan kata zhulm selain itu juga digunakan kata baghy, yang artinya juga sama dengan zhalim yaitu melanggar haq orang lain. Namun demikian pengertian zhalim lebih luas maknanya ketimbang baghyu, tergantung kalimat yang disandarkannya. Kalimat zhalim bisa juga digunakan untuk melambangkan sifat kejam, bengis, tidak berperikemanusiaan, suka melihat orang dalam penderitaan dan kesengsaraan, Melakukan kemungkaran, penganiayaan, kemusnahan harta benda, ketidak adilan dan banyak lagi pengertian yang dapat diambil dari sifat zhalim tersebut, yang mana pada dasarnya sifat ini merupakan sifat yang keji dan hina, dan sangat bertentangan dengan akhlak dan fitrah manusia, yang seharusnya menggunakan akal untuk melakukan kebaikan. (sumber: wikipedia.org).

Ada tiga macam zhalim. Pertama, zhalim kepada Allah swt. Dalam hal ini syirik (menyekutukan Allah). Kedua, zhalim kepada diri sendiri. Salah satu contohnya ialah orang bunuh diri. Ketiga,  zhalim terhadap orang lain. Masuk dalam kategori ini ialah segala perbuatan yang merugikan orang lain, membuat mereka tidak nyaman, merampas haknya, atau membuat orang lain mendapat akibat buruk. Bentuk yang ketiga inilah yang akan kita bicarakan.

Saudara pembaca yang dirahmati Allah swt, dalam contoh kecil, sering kita dapati seseorang tanpa sadar telah berbuat zhalim kepada orang di sekitarnya. Sebagaimana kita dapati ketika kita naik bus umum khususnya kelas ekonomi. Tampak salah seorang penumpang dengan santainya duduk sambil menghirup sebatang rokok. Kepulan asap membuat udara di dalam bus pengap dan bau. Seorang ibu yang menggendong anak kecil merasa terganggu walaupun tidak berani menegur orang itu. Orang tua yang berdiri di depannya merasakan hal serupa. Dari tadi begitu gelisah sembari tangannya dikibas-kibaskan untuk mengusir asap rokok yang menghampirinya. Pemandangan ini bagi sebagian penumpang terlihat wajar, tetapi ketika kita lihat dari kacamata Islam maka kita dapati bahwa sebenarnya orang yang menghisap rokok itu telah berbuat zhalim kepada ibu yang menggendong anak kecil dan bapak tua yang berdiri di depannya. Si perokok telah merugikan dan merampas hak mereka berdua. Mereka berdua berhak menikmati udara segar namun kenyataannya asap rokok telah mengotorinya.

Saudara pembaca, cerita diatas adalah contoh perilaku zhalim dalam tingkatan kecil yang perlu kita jadikan bahan instropeksi diri kita untuk menjadi lebih baik. Kita bisa berkaca dari perilaku orang lain dan bisa melihat dampaknya secara langsung.  Apabila kita bisa menjauhi zhalim dalam tingkatan kecil, InsyaAllah kita akan mampu menghindari zhalim dalam skala lebih besar. Oleh karenanya selalu ingatlah firman Allah “Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (QS. Al Baqarah:165). WallahuA’lam. (sd)

About Admin (sd)
Seorang manusia pembelajar dan pemburu hikmah

4 Responses to Zhalimkah Kita?

  1. jaka says:

    Salam Kenal Ya Untuk Semuanya.. 🙂

  2. nadiaananda says:

    Weleh weleh.. Begini ya.. Ketika Orang Berilmu memberikan Ilmunya hanya ada 1 Kalimat “Semoga ilmu itu Berguna Untuk Orang Lain”.. 🙂

  3. yang terpenting kita berusaha yg terbaik, pasti akan jadi lebih baik semuanya

  4. penuliscvpro says:

    Lama gak diupdate 🙂

Leave a reply to nadiaananda Cancel reply